Portland Place, London, Seorang ilmuwan Inggris mendirikan sebuah klinik kesuburan yang menjanjikan dapat memberikan donor sperma dari 'sumber cerdas'. Namun baru-baru ini terungkap bahwa donor sperma itu berasal dari dirinya sendiri dan diperkirakan ia telah menjadi ayah biologis dari 600 anak.
Ahli biologi asal Inggris, Bertold Wiesner, telah mendonorkan spermanya untuk klinik kesuburan miliknya sendiri pada pasangan dengan suami infertil (mandul).
Parahnya lagi, sang istri Mary Barton kemudian menghancurkan catatan medis di klinik, yang berarti sebagian besar anak yang lahir dari hasil pembuahan donor sperma dan ribuan keturunan berikutnya, tidak tahu sejarah keluarga dan hubungan darah.
Klinik Wiesner mulai beroperasi sejak awal tahun 1940-an hingga pertengahan 1960-an. Dari penelitian yang dilakukan oleh salah satu putra biologisnya David Gollancz, ada dua pertiga donasi sperma yang berasal dari sperma Wiesner sendiri.
David Gollancz memperkirakan ayahnya telah membuat 20 donasi per tahun, yang berarti ia mungkin telah menjadi ayah dari 300 hingga 600 anak.
Pada tahun 1965 saat masih berusia 12 tahun, Gollancz yang berprofesi sebagai pengacara tahu bahwa dirinya lahir dari donor sperma. Namun ia tidak pernah diberitahu siapa ayah kandungnya.
Ia akhirnya menemukan kebenaran melalui tes DNA dan kemudian melakukan kontak dengan 11 orang saudara tirinya, termasuk pembuat film dokumenter Barry Stevens, yang memimpin penelitian di klinik.
Gollancz mengatakan perasaannya kini campur aduk karena memiliki sejarah keluarga yang tidak biasa.
"Ini agak tidak nyaman, karena inseminasi buatan dikembangkan pada skala industri untuk ternak dan saya tidak suka rasanya dibesarkan dengan cara begitu," jelas David Gollancz, seperti dilansir Dailymail, Senin (9/4/2012).
Gollancz mengaku melacak saudara biologis telah sangat memperkaya pengalaman hidupnya. Namun hal itu juga membuatnya frustasi, karena ia tahu ada banyak saudaranya di luar sana, yang ia tidak tahu namun benar-benar ingin bertemu.
"Saya ingin menyewa tenda besar dan mengundang mereka ke pesta," tambah Gollancz.
Klinik Wiesner dan Barton yang berbasis di Portland Place, London, diyakini telah membantu pembuahan wanita yang menghasilkan sekitar 1.500 bayi yang dikenal sebagai 'Barton Brood'.
Biaya yang dikenakan cukup tinggi, yanf berarto sebagian besar kliennya adalah dari kalangan menengah, kelas atas dan bahkan beberapa tokoh dunia.
Pasangan ini meminta bantuan teman dan keluarganya untuk menyediakan sperma. Tetapi karena kekurangan donor, diyakini telah menyebabkan Wiesner menyediakan mayoritas dari donasi sperma yang diperlukan.
Tes DNA dilakukan tahun 2007 pada 18 orang yang melakukan pembuahan di klinik antara tahun 1943 dan 1962. Tes tersebut menemukan bahwa 12 dari grup atau dua pertiganya adalah anak-anak biologis Wiesner.
Uskup Agung Canterbury kemudian menuntut Wiesner dan istrinya untuk menutup klinik tersebut. Wiesner yang berasal dari Austria meninggal pada tahun 1972 di usia 70 tahun. Sedangnya istrinya Mary Barton, meninggal 11 tahun yang lalu.
Komentar